BUDAYA

Liburan Lebaran 2023, Banyak Warga Luar Daerah Kunjungi Obyek Wisata Coban Rondo di Pujon Batu Malang

PUJON, Infomalangnews.com – Liburan lebaran Indul Fitri 1444 H Tahun 2023 warga Malang dan manca daerah (luar Malang) yakni Lamongan, Kediri, Jombang, Surabaya dan Jakarta berwisata di Coban Rondo Pujon, Batu-Malang.

Menurut Pakji pengunjung dari Lamongan mengungkapkan, bahwa dirinya berwisata di Coban Rondo Pujon, Batu, Malang terssbut baru kali ini.

Foto: infomalangnews.com

“Baru kali ini saya berkunjung di obyek wisata Coban Rondo Pujon sini. Ini saya tau juga dari kawan saya kalau di Coban Rondo sini ada sejarah zaman kerajaan dulu,” ujar Pakji saat berkunjung pada Kamis (27/4/2023).

Pakji juga menyebutkan, setelah masuk di kawasan wisata Coban Rondo baru tau bahwa ditempat tersebut ternyata bagus air terjunnya.

“Tadi, saya sebelum melihat air terjun, cari tau dulu ada apa saja di Coban Rondo sini. Gak taunya air terjun itu legendanya masalah temantin baru 36 hari (selapan) hari memaksa berkinjung di guning Anjasmoro sini, itu pada  jaman kerjaan dulu,” katanya.

Sementara Tono, salah satu penjaga di kawasan obyek wisata Coban Rondo menjelaskan, bahwa benar di Coban Rondo sini cerita legenandanya. Ketika itu ada sepasang temantin mempelai prianya bernama Raden Baron Kusumo dari ginunh Anjasmoro sedangkan mempelai wanitanya bernama Dewi Anjarwati dari gunung Kawi.

“Ceritanya, kedua mempelai (temantin) baru 36 hari  (selapan) menikah. Kalau adat jawa temantin yang baru selapan menikah kan tidak boleh keluar rumah tapi Dewi Anjarwati nekat mengajak suaminya ke gunung Anjasmoro meskipun orang tuanaya melarang,” jela Tono.

Berikut Kegenda Kota Wisata COBAN RONDO di Pujon :

Asal usul Coban Rondo berasal dari sepasang temantin yang baru melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati berasal dsri Gunung Kawi menikah dengan Raden Baron Kusumo berasal dari gunung Anjasmoro.

Namun setelah usai melangsungkan pernikahannya yang baru  saja Selapan (36 hari) Dewi Anjarwati mengajak Siaminya berkunjung ke gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi Anjarwati pun sudah berusaha melarang kedua mempelai, dikarenakan baru selapan (36 hari) menikah.

Meski dilarang, bamun keduanya tetap bersikeras berangkat dengan apapun resikonya diperjalanan.

Akhirnya diperjalanan keduanya dikentkan lantaran adanya Joko Lelono yang tidak diketahui asal usulnya. Tanpa disadarai Joko Lelono pun terlena (terpikat) dengan kecantikan Dewi Anjarwati, kemudian Joko Lelono berusaha merebutnya sehingga perkelaian tidak terhindarkan terhadap Punokawan yang menyertainya Raden Baron Kusumo, ia berpesan kepada Dewi Anjarwati (istrinya) agar disembunyikan di suatu tempat yang ada Cobannya (Air Terjun).

Selanjutnya, perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono terjadi dan pada akhirnya keduanya bersama-sama gugur. Untuk itu, akhirnya Dewi Anjarwati menjadi janda (Rondo) dalam bahasa jawanya.

Dengan demikian, sejak saat itulah, Coban tempat Dewi Anjarwati menanti suaminya dikenal dengan Coban Rondo.

Conon, batu besar persis dibawah air terjun tersebut merupakan temoat duduk sang putri (Dewi Anjarwati).

(Johnit Sumbito)