Petani Pondok Agung, Kesembon, Dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

Petani di Pondok Agung, Kasembon, Malang sulit mendapatkan pupuk bersubsidi gagal panen cabe yang ada rumput kolonjono untuk makanan sapi. (Foto: dokumen)
MALANG – Sebagian besar petani di Desa Pondok Agung, Kecamatan Kesembon, Kabupaten Malang, selama puluhan tahun terakhir memilih tidak bercocok tanam di sawah mereka. Salah satu petani setempat, Sukir, menyatakan dukungannya terhadap program ketahanan pangan yang digaungkan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Program ini sangat baik karena menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar memperhatikan nasib petani. Selama ini, petani di wilayah Kesembon, Malang, enggan bercocok tanam karena sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi,” ungkap Sukir saat dihubungi, Rabu (8/10/2025).
Sukir menjelaskan bahwa kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi menjadi salah satu alasan utama lahan seluas sekitar satu hektare miliknya dibiarkan mangkrak selama bertahun-tahun. “Ketika pupuk subsidi masih mudah didapat, saya menanam cabai di kebun ini dan hasilnya sangat memuaskan. Namun kini, saya hanya menanam pisang dan rumput kolonjono sebagai pakan sapi,” tambahnya.
Lebih jauh, Sukir mengungkapkan bahwa bukan hanya dirinya yang berhenti bercocok tanam cabai dan sayuran, melainkan banyak petani di sekitarnya juga beralih profesi, terutama dengan menambang pasir dan batu di Kali Kunto. “Mengambil pasir dan batu di kali adalah solusi terakhir untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hampir semua petani di sini sudah enggan bercocok tanam selama belasan tahun,” jelasnya.
Sukir bersama para petani lainnya berharap pemerintah melalui program Astacita Ketahanan Pangan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dapat memudahkan akses pupuk bersubsidi. Dengan demikian, petani di Pondok Agung dapat kembali menggarap sawah dan kebun mereka secara optimal.
(Johnit Sumbito)