Polres Metro Jak-Bar Rekonstruksi Kasus Futsal Berdarah di Kalideres
JAKARTA, INFOMALANGNEWS.com – Subnit Jatanras unit Kriminal umum Polres Metro Jakarta Barat menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan futsal berdarah yang terjadi di Bulak Teko, Kalideres Jakarta Barat beberapa pekan lalu.
Saat itu, insiden tersebut 2 orang pemuda mengalami luka bacokan hingga satu diantaranya korban MRR (18) meninggal dunia akibat luka bacok.
Dalam rekonstruksi dilaksanakan pada Selasa, (25/5/2021) siang di samping halaman Polres Metro Jakarta Barat, ada 11 adegan yang diperankan langsung oleh pelaku IA als A.
Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Dimitri Mahendra didampingi Kasubnit Jatanras Ipda M Rizky Ali Akbar menjelaskan, bahwa kegiatan rekonstruksi tersebut dilaksanakan sebagai dasar dalam melengkapi berkas perkara penyidikan dan menggali titik terang motif dari pembunuhan tersebut.
“Dalam rekonstruksi tersebut, sebanyak 11 adegan diperankan oleh pelaku,” ujar Dimitri, Selasa (25/5/2021).
Dimitri juga menjelaskan, dari rangkaian adegan tersebut, tampak jelas di adegan ke 7 pelaku menghampiri korban MRR (18) yang terjatuh setelah korban menabrak mobil yang terparkir di sekitar lapangan kemudian dikejar oleh pelaku dan mengayunkan celurit kearah punggung korban sebanyak 1 kali.
Kemudian dalam adegan ke 9, datang lagi korban lainnya yang berinisial (P) datang menghampiri pelaku dan ketika pelaku kembali mengayunkan celurit kearah wajah korban (P), terlihat dalam adegan ke 10 korban menangkis sabetan celurit pelaku dengan tangan kiri sehingga mengakibatkan tangan korban mengalami luka sobek.
Diketahui sebelumnya, Polisi meringkus IA als A pelaku penganiayaan dan pembacokan terhadap 2 remaja di Bulok Teko, Kalideres, Jakarta Barat yang mengakibatkan salah satu korban berinisial MRR (18) meninggal dunia akibat luka bacok di bagian punggungnya.
Insiden berdarah tersebut, terjadi berawal adanya pertandingan futsal antara Kelompok Korban Kampung Kojan Kalideres dengan kelompok pelaku Kampung Bulak Teko, Kalideres dengan perjanjian tim yang kalah harus membayar uang sewa lapangan sebesar Rp. 365.000.
Dalam perjanjian tersebut, masing-masing team Futsal tidak boleh membawa orang dari
luar Kampung masing-masing, kemudian pertandingan berlanjut namun tim futsal korban Kampung Kojan harus mengakui kekalahannya dari Tim futsal pelaku yaitu Kamping Bulak teko.
Namun dengan kekalahannya, tim Futsal Kampung Kojan bukannya harus membayar sewa lapangan futsal justru sebaliknya malah mempermasalahkan pemain yang bukan asli Tim Futsal Kampung Bulak Teko. Sehingga Tim Futsal korban Kampung Kojan tidak mau membayar uang sewa lapangan yang sudah di sepakati dan terjadi cekcok berlanjut keluar lapangan hingga terjadi insiden berdarah yang menewaskan satu orang.
“Pelaku membacok kedua korban karena terpengaruhi minuman keras,” pungkasnya.
(Johnit Sumbito)