INFO JAKARTA

Dranaise Mampet Jalan Pakuwon Sering Banjir, Warga Berharap PJ Gubernur DKI Jakarta Tinjau Langsung

JAKARTA, infomalangnews.com – PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ini sedang gencar melakukan pengendalian banjir dengan melakukan pengerukan lumpur pada aliran sungai, saluran penghubung, dan menertibkan bangunan yang berdiri di atas saluran air di wilayah DKI Jakarta.

Namun ironis, apa yang dilakukan oleh PJ Gubernur DKI itu tidak dijadikan contoh oleh anak buahnya yang ada di wilayah Jakarta Barat dalam melakukan pengendalian banjir di wilayah.

Hal itu terlihat pada Jalan Bangun Nusa Raya, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Kota Adminitrasi Jakarta Barat yang nampak sejumlah bangunan liar permanen berwarna kuning hijau berdiri kokoh di atas saluran air hingga berakibat adanya genangan air sepanjang masa dan tidak tersentuh oleh aparat terkait di wilayah itu.

Warga setempat, Alamsyah (53) pada wartawan mengatakan bahwa tidak aneh lagi kalau di Jalan Bangun Nusa atau lebih dikenal dengan Jalan Pakuwon itu menjadi langganan air.

“Ngga heran pak, sudah makanan kami sehari-hari di sini. Hal itu disebabkan saluran air di sini tidak pernah dibersihkan atau di keruk oleh petugas. selain itu banyaknya bangunan liar yang berdiri di atas saluran itu juga menjadi kendala serius untuk air mengalir ke sungai Mookervart,” kata Alamsyah, Senin (30/1/2023).

Ia berharap kepada Pemerintah Provinsi, PJ Gubernur DKI Jakarta untuk turun  langsung meninjau ke lokasi Jalan Bangun Nusa ini. Karena kata dia, sudah bertahun-tahun saluran air itu tidak pernah tersentuh oleh pihak terkait.

“Kita hanya bisa berharap pada pak Heru saja yang bisa menyelesaikan persoalan banjir yang selalu menjadi hantu bagi warga Cengkareng Timur ini, khususnya di Jalan Bangun Nusa Cengkareng ini,” harapnya.

Ia juga mengakui bahwa di jalan Daan Mogot sedang ada pekerjaan gorong gorong untuk mengurangi dampak banjir di wilayah Cengkareng Timur. Namun kata dia saat ini proyek tersebut nampak terhenti.

“Kalaupun proyek gorong-gorong itu nantinya selesai, namun saluran penghubung dan bangunan liar yang ada di atas saluran air Jalan Bangun Nusa itu tidak ditertibkan saya rasa tidak akan mempengaruhi,” tutupnya.

Sementara itu, Kasie Ekbang Kelurahan Cengkareng Timur, Hipni pada wartawan mengatakan penyebab terjadinya banjir atau genangan adanya Crossing saluran di Jalan Daan Mogot KM. 13 dengan metode Jacking.

Selain itu kata Hipni, di bangunnya Crossing saluran itu bertujuan untuk mengatasi genangan di antaranya Pakuwon (Jalan Bangunan Nusa Raya), dan Gang Sahabat RW.13 dan sekitarnya.

Selain itu, kata dia, banyak bangunan liar yang tidak memungkinkan PJLP SDA dan PPSU bisa melakukan pengurasan. Karena bukan saja salurannya yang tertutup oleh bangunan liar tapi bahu jalan sudah dibangun oleh oknum pejabat setempat.

“Bukannya tidak ada tindakan dari pemerintah dalam hal ini Satpol PP, maka hampir seluruh area daerah milik jalan (Darmja) sudah dikuasai oknum dan kemungkinan bangunan liar tersebut sudah dikomersilkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Hipni menjelaskan, sebetulnya dirinya tinggal tunggu perintah saja kalau bangunan liar itu mau ditertibkan dirinya mendukung 100 persen.

“Karena dasar hukumnya jelas, kalaupun ada yang intervensi akan mencopot jabatan saya, saya sudah siap. Yang penting bangunan liar tersebut ditertibkan karena ini mengganggu  kepentingan umum,” tutupnya.

Sementara itu beberapa guru SDN tak jauh dari lokasi genangan air di Jalan Bangun Nusa Raya (Pakiwon), Cengkareng Timur mengungkapkan, bahwa genanangan air di Jalan dekat sekolah tempat ia mengajar tersebut sudah sejak lama.

“Kalau air yang menggenangi jalan itu sudah dari sejak lama dan bukan baru-baru ini. Terkadang tidak hujan pun jalan juga sering tergenang air,” ungkap Kusnadi guru du SDN 14 Cengkareng Timur.

Menurutnya, kata Kusnadi, genangan air di Jalan Bangun Nusa Raya tersebut, akibat luapan air dari gorong-gorong (saluran air) yang sudah sejak lama dangkal lantaran penuh endapan lumpur.

“Mungkin, itu karena tidak pernah dikeruk oleh petugas terkait. Bisa saja petugas kesulitan ketika akan membersihkan karena adanya banyak bangunan kios diatas saluran air. Solusinya kios-kios itu harus ditertibkan,” kata Kusnadi.

Kusnadi menyebutkan, sering tergenangnya Jalan Bangun Nusa Raya juga mengganggu para siswa saat melintas harus membuka sepatunya karena genangan air di jalan tersebut.

“Kami berharap pihak Pemkot Jakarta Barat supaya segera mencari solusi untuk menertibkan kios-kios yang ada diatas saluran air apabila dianggap mengganggu dan kesulitan saat hendak mengeruk lumpur yang mengendap di gorong-gorong,” sebutnya.

(Johnit Sumbito)